Hubungan sosial dalam masyarakat
Hubungan sosial
adalah hubungan timbal balik antara individu yang satu denganindividu yang
lain, saling memengaruhi dan didasarkan pada kesadaran untuk salingmenolong.
Hubungan sosial disebut juga interaksi sosial. Interaksi sosial adalah
prosessaling memengaruhi di antara dua orang atau lebih. Seseorang melakukan
hubungansosial secara naluri didorong oleh beberapa faktor, baik faktor dari
dalam maupundari luar dirinya.
Pengertian Individu
Individu berasal
dari kata in-dividere yang berarti tidak dapat dibagi-bagi (atau sebagai
sebutan bagi manusia yang berdiri sendiri, atau manusia perseorangan. Individu
yang dimaksud adalah insan (manusia), aristoteles berpendapat bahawa manusia
merupakan penjumlahan dari kemampuan tertentu yang masing-masing bekerja
sendiri seperti kemampuan-kemampuan vegetatif (makan dan berkembang biak),
kemampuan sensitif (bergerak, bernafsu, perasaan dan mengamati) dan kemampuan
intelektif (kecerdasan).
Lain halnya degan
pendapat descartes, bahwa manusia terdiri atas zat rohaniah ditambah zat
materil. Akan tetapi, willhem wuntt menegaskan bahwa jiwa manusia itu materil
merupakan suatu kesatuan jiwa raga yang berkegiatan sebagai keseluruhan.
Individu dalam hal ini merupakan konsep sosiologi yang berarti bahwa konsep
individu tidak boleh diartikan sama dengan konsep sosial. Individu itu memiliki
arti yang agak belainan. Jika dalam kehidupan sehari-hari individu menunjuk
pada pribadi orang, sedangkan dalam sosiologi individu menunjuk pada subjek
yang melakukan sesuatu, yang mempunyai pikiran, yang mempunyai kehendak,
kebebasan, memberi arti (meaning) pada sesuatu, yang mampu menilai tindakan dan
hasil tindakannya sendiri.
Dengan kata lain,
individu adalah subjek yang bertindak (aktor), subjek yang melakukan sesuatu
hal, subjek yang memiliki pikiran, subjek yang memiliki keinginan, subjek yang
memiliki kebebasan dan subjek yang memberi arti (meaning). Pada pengertian
idividu sebagai konsep sosiologi, pengertian subjek menunjuk pada semua keadaan
yang berhubungan dengan dunia internal manusia. Sedangkan konsep objek tidak
teralu berbeda jauh artinya dari yang diartikan dalam ilmu-ilmu alam, seperti
batu, air dan semua benda umumnya. Secara biologis, pengaruh gen yang diwariskan
orang tuanya atau bahkan leluhur sebelumnya sangat mempengaruhi kelahiran
individu. Untuk melahirkan individu yang normal, selain dipengaruhi oleh gen
juga sangat tergantung pada kondisi yang sehat di tempat calon individu itu
dilahirkan. Kondisi sehat yang dimaksud adalah kondisi pranatalis di dalam
rahim ibu.
Pertumbuhan dan
perkembangan individu selanjutnya sangat dipengaruhi oleh berbagai masukan dari
lingkungan sekitarnya. Salah satu lingkungan yang sehat adalah lingkungan
pendidikan, melalui pendidikan individu dapat terbina dan terlatih potensinya.
Nursid sumaatmadja (1998) menyatakan bahwa “kepribadian merupakan keseluruhan
prilaku individu yang merupakan hasil interaksi antara potensi-potensi
bio-psiko-fisikal yang terbawa sejak lahir dengan rangkaian situasi lingkungan
yang terungkap pada tindakan dan perbuatan serta reaksi mental-psikologisnya,
jika mendapat rangsangan dari lingkungan”.
Bagan proses
pembentukan individu menjadi pribadi
Pada hakikatnya manusia adalah mahluk individu yang
tidak dapat melepaskan diri dari hubungan dengan sesama manusialain di dalam
mejalani kehidupan. Freedman (1962 : 112)menyatakan
bahwa manusia merupakan mahluk yang tidak dilahirkan dengan kecakapan untuk
“immadiate adaptation to environment” atau kemampuan untuk menyesuaikan diri
dengan segera terhadap lingkungan. Naluri manusia untuk selalu brhubungan
dengan sesamanya ini dilandasi oleh alasan-alasan sebagai berikut:
1.
Keinginan
manusia untuk menjadi satu dengan manusia lain disekelilingnya (masyarakat).
2.
Keinginan
untuk menjadi satu dengan alam sekelilingnya.
3.
Naluri
manusia untuk selalu hidup dengan yang lainnya disebut sebagai
“gregariousness”.
Pengertian Kelompok sosial
Lahirnya kelompok sosial disebabkan oleh kebutuhan
manusia untuk berhubungan, tapi tidak semua hubungan tersebut dapat dikatakan
sebagai kelompok sosial. Soerjono soekanto (1982 : 111) mengemukakan
beberapa persyaratan terbentuknya kelompok sosial, yaitu :
1.
Adanya
kesadaran dari anggota kelompok tersebut bahwa ia merupakan bagian dari
kelompok yang bersangkutan.
2.
Adanya
hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan lainnya dalam kelompok.
3.
Adanya
suatu faktor yang dimiliki bersama oleh anggota kelompok yang bersangkutan yang
merupakan unsur pengikat atau pemersatu. Faktor tersebut dapat berupa nasib
yang sama, kepentingan yang sama, tujuan yang sama ataupun ideologi yang sama.
4.
Berstruktur,
berkaidah dan mempunyai pola perilaku.
Mac iver (1961 : 213)
kelompok sosial adalah : “kelompok sosial terbentuk melalui proses interaksi
dan sosialisasi, dimana manusia berhimpun dan bersatu dalam kehidupan bersama
berdasarkan hubungan timbal balik, saling mempengaruhi dan memiliki kebersamaan
untuk tolong menolong”.
Proses yang berlangsung dalam kelompok sosial adalah
“proses sosialisasi”. Buhler (1968 : 172)
menyatakan bahwa proses sosialisasi adalah “proses yang membantu individu dalam
kelompok melalui belajar dan penyesuaian diri, bagaimana cara hidup dan berfikir
kelompoknya agar ia dapat berperan serta berfungsi bagi kelompoknya”.
Berdasarkan
pengalaman dalam kelompok, manusia mempunyai sistem tingkah laku (behavior
system) yang dipengaruhi oleh watak pribadinya. Sistem prilaku ini yang akan
membentuk suatu sikap (attitude).
Klasifikasi tipe-tipe kelompok
sosial.
Mac iver dan page
(1957 : 213) menggolongkan kelompok sosial dalam beberapa kriteria:
§ Derajat interaksi
sosial yang terjadi dalam kelompok tersebut.
§ Besar kecil
anggota kelompok tersebut.
§ Sistem ide (ideologi)
yang ada di dalam kelompok tersebut.
§ Kepentingan atau
tujuan kelompok tersebut.
§ Wilayah geografis.
Simmel dalam
systematic society mendasarkan pengelompokannya pada :
§ Besar kecilnya
jumlah anggota kelompok.
§ Cara individu
dipengaruhi kelompoknya atau individu mempengaruhi kelompok.
§ Interaksi sosial
yang terjadi dalam kelompok tersebut.
Simmel memulainya
dengan bentuk terkecil yang terdiri dari satu orang individu sebagai fokus
hubungan sosial yang dinamakan “monad”, lalu dua individu yang dinamakan “dyad”
dan tiga individu yang dinamakan “triad”. Dan ukuran lain dari klasifikasi
kelompok sosial itu berdasarkan tingkat interaksi sosial yang terjadi dalam
kelompok tersebut.
Kelompok sosial dipandang dari
sudut pandang individu.
Pembagian kelompok
sosial dari sudut pandang individu dapat dilihat dari :
§ Keterlibatan
individu dalam kelompok tersebut.
§ Keanggotaan
individu tidak selalu bersifat sukarela, tapi bisa bersifat wajib.
§ Kelompok sosial
juga bisa didasari oleh kekerabatan, usia, sex (gender), pekerjaan dan status
sosial.
In group dan out group
Menurut polak (1966 : 166) konsep
in group dan out group adalah “cerminan dari adanya kencenderungan sifat
“entnocentris” dari individu-individu dalam proses sosialisasi sehubungan dengan
keanggotaannya pada kelompok-kelompok sosial tersebut. Sikap dalam menilai
kebudayaan lain dengan menggunakan ukuran-ukuran sendiri”. Sikap mempercayai
sesuatu ini yang disebut dengan “beliefs” yang diajarkan kepada anggota
kelompok melalui proses sosialisasi, baik secara sadar atau tidak sadar.
Menurut soerjono soekanto (1984 : 120), sikap
in group biasanya didasari oleh perasaan simpati. Dalam in group sering kali
digunakan stereotypen, yaitu gambaran-gambaran atau anggapan-anggapan yang
bersifat mengejek terhadap suatu objek diluar kelompoknya. Out group
didasari oleh suatu kelainan dengan wujud antipati.
Primary group dan secondary
group.
§ Primary group
Charles horton
cooley dalam social organization menyatakan “bahwa terdapat perbedaan yang luas
dan mendasar dalam klasifikasi kelompok-kelompok sosial yang menyangkut
perbedaan antar kelompok”.
Cooley adalah
kelompok yang ditandai dengan ciri-ciri kenal-mengenal antara anggotanya serta
kerjasama erat yang bersifat pribadi.
Selo soemarjan & soemardi
(1964 : 604) dalam buku “setangkai bunga sosiologi” menyatakan
“primary group merupakan kelompok kecil yang permanen berdasarkan saling
mengenal secara pribadi diantara anggotanya”.
Davis (1960 : 290)
mengemukakan ciri-ciri khusus dari primary group sebagai berikut :
Kondisi fisik.
Cirinya adalah
sifat kenal mengenal, kedekatan secara fisik dan emosional, adanya norma yang
mengatur hubungan antara anggota-anggota dalam kelompok tersebut, dan
kelompoknya biasanya kecil (anggotanya sedikit).
Sifat hubungan
primer.
Bersifat kesamaan tujuan dari individu-individu
dalam kelompok tersebut. Tujuan tersebut bersifat pribadi, spontan sentimental
dan inklusif. Soekanto (1982 : 124)menyatakan bahwa sifat inklusif
adalah “hubungan primer yang bersifat pribadi, mengandung arti hubungan
tersebut melekat secara inheren pada kepribadian seseorang yang tidak mungkin
digantikan oleh orang lain”.
Hubungan
inklusif didasarkan atas kesukarelaan dari pihak-pihak yang mengadakan
hubungan tersebut. Sifat inklusif juga berarti bahwa hubungan primer menyangkut
segala sesuatu tentang perasaan, kepribadian dan tempramen.
Kelompok-kelompok
yang konkret dan hubungan primer.
Dalam kenyataan
tidak ada primary group yang memenuhi hubungan ini secara sempurna.
Hubungan primer yang masih murni biasanya terdapat pada masyarakat-masyarakat
yang masih sederhana organisasinya, misalnya pada masyarakat pedesaan.
§ Secondary group.
Rouceck &
warren (1962 : 46) dalam “sociology an introduction” , membatasi pengertian
secondary group sebagai kelompok-kelompok besar yang terdiri dari banyak orang
dan diantara individu itu tidak perlu saling mengenal secara pribadi dan
sifatnya tidak langgeng.
Perbedaan antara
primary group & secondary group terdapat pada :
1. hubungan-hubungan
atau interaksi sosial yang membentuk struktur kelompok sosial yang
bersangkutan. Contohnya adalah bangsa, bangsa menunjukkan struktur hubungan
yang kurang harmonis antara anggotanya (rakyat dan pemerintah).
2. jika
terdapat perselisihan diantara anggota kelompok primary group cenderung
diselesaikan secara kekeluargaan, tetapi pada secondary group maka norma hukum
merupakan unsur pemaksa untuk menyelesaikan suatu perselisihan diantara anggota
kelompok tersebut.
5.
Gemeinschaft
dan gesselschaft
Gemeinschaft adalah
bentuk kehidupan bersama dimana anggotanya diikat oleh hubungan batin yang
bersifat alamiah dan dasar dari hubungan tersebut adalah rasa cinta dan
kesatuan batin yang telah dikodratkan, bentuk utamanya dapat dijumpai dalam
keluarga, kekerabatan, dan lain-lain.
Gesselschaft adalah
berupa ikatan pokok untuk jangka waktu yang pendek, bersifat imajiner dan
strukturnya bersifat mekanis. Gesselschaft berbentuk hubungan perjanjian
berdasarkan ikatan timbal balik, seperti ikatan perdagangan.
Ciri gemeinschaft
menurut tonnies :
§ intimate : yaitu
hubungan menyeluruh yang mesra.
§ private : yaitu
hubungan yang bersifat pribadi khusus untuk beberapa orang saja.
§ exclusive : yaitu
bahwa hubungan yang terjadi hanya untuk “kita” saja dan tidak untuk orang-orang
diluar “kita”.
Tiga tipe
gemeinschaft menurut tonnies :
§ Gemeinschaft by
blood : ikatan yang berdasarkan pada keturunan darah, contoh keluarga.
§ Gemeinschaft of
place : ikatan yang berdasarkan kedekatan tempat tinggal, contoh tetangga.
§ Gemeinschaft of
mind : ikatan yang mendasarkan diri pada jiwa dan pikiran yang sama
6.
Formal
group & informal group
Formal group merupakan
kelompok-kelompok yang mempunyai peraturan-peraturan tegas yang sengaja
diciptakan untuk mengatur hubungan diantara anggotanya. Formal group bisa
dikatakan sebagai association diamana anggotanya mempunyai kedudukan yang
disertai dengan pembagian tugas & wewenang. Kriteria rumusan formal grup
adalah merupakan keberadaan tata cara untuk memobilisasikan dan
mengkoordinasikan usaha-usaha yang ditujukan untuk mencapai tujuan berdasarkan
bagian-bagian organisasi yang bersifat spesialisasi. Artinya formal grup adalah
suatu kelompok yang memiliki peraturan-peraturan yang tegas dan dengan sengaja
diciptakan oleh angota-anggotanya untuk mengatur hubungan antara
angota-anggotanya. Contohnya adalah himpunan mahasiswa dll.
Informal grup adalah
suatu kelompok yang terjadi karena kesamaan yang sifatnya tidak mengikat
anggotanya serta tidak memiliki struktur dan organisasi yang pasti. Informal
group terbentuk biasanya oleh intensitas pertemuan yang sering antara
orang-orang yang mempertahankan kepentingan dan pengalaman bersama. Contoh klik
(clique).
Kelompok-kelompok sosial yang
tidak teratur.
Kelompok sosial
yang tidak teratur dapat digolongkan ke dalam 2 golongan besar yaitu
kerumunan dan publik.
Kerumunan,
Kerumunan adalah
suatu kelompok manusia yang bersifat sementara, tidak terorganisir dan tidak
mempunyai seorang pimpinan serta tidak mempunyai sistem pembagian kerja.
Ciri-ciri kerumunan:
1.
Interaksinya
bersifat spontan.
2.
Orang-orang
yang berkumpul mempunyai kedudukan yang sama.
3.
Contohnya
adalah kerumunan orang di stasiun, pasar dan lain-lain.
Ada beberapa macam
kerumunan:
1.
Kerumunan
formal yaitu kerumunan yang memiliki pusat perhatian dan tujuan, biasanya
bersifat pasif. Contohnya yang menonton film di bioskop, orang yang menghadiri
pengajian dan lain-lain.
2.
Kerumunan
ekspresif contohnya kerumunan orang yang menghadiri pesta.
3.
Kerumunan
sementara, bersifat kurang menyenangkan contohnya pengantri karcis.
4.
Kerumunan
orang panik (panic crowds).
5.
Kerumunan
penonton (spectator crowds).
6.
Kerumunan
yang berlawanan dengan hukum (lawless crowds).
– acting mobs, kumpulan
orang yang bertindak emosional dalam demonstrasi atau unjuk rasa.
– immoral mobs,
kumpulan orang yang mabuk-mabukan.
Publik
Publik adalah
merupakan kelompok yang tidak merupakan kesatuan. Interaksi yang terjadi
berlangsung melalui alat-alat komunikasi pendukung, seperti pembicaraan
berantai secara individual, media massa maupun kelompok. Setiap aksi publik
dipengaruhi oleh keinginan individu, jadi tingkah laku pribadi dari publik pun
didasari oleh tingkah laku individu atau prilaku individu.
Masyarakat pedesaan (rural
community) dan masyarakat perkotaan (urban community).
Masyarakat pedesaan
Dalam masyarakat
pedesaan hubungan yang terjadi antara anggota masyarakat terjalin dengan erat,
mendalam dengan sistem kehidupan berkelompok. Pekerjaan inti masyarakat
pedesaan terkonsentrasi pada satu sektor yaitu pertanian. Masyarakat pedesaan
(rural community) dan masyarakat perkotaan (urban community).
Ciri-ciri masyarakat pedesaan dan perkotaan menurut soekanto (1982:149).
§ hubungan yang erat
diantara masyarakatnya.
§ biasanya
kehidupannya masih sederhana dan memilii pekerjaan yang sama.
Masyarakat
perkotaan.
Masyarakat perkotaan pekerjaannya beraneka macam dan
tidak terkonsentrasi kepada satu aspek pekerjaan. Pada masyarakat perkotaan
sifat-sifat dan ciri-ciri kehidupan yang berbeda dengan masyarakat pedesaan,
antara lain perbedaan dalam menilai keperluan hidup. Soerjono soekanto (1982:149) mengemukakan
beberapa ciri lain yang membedakan antara masyarakat pedesaan dan perkotaan,
yaitu :
1.
Kehidupan
keagamaan.
Masyarakat pedesaan
mengarah kepada kehidupan yang agamis, sedangkan masyarakat perkotaan mengarah
kepada kehidupan duniawi. Hal ini dilandasi oleh cara berfikir yang berbeda.
2.
Kemandirian
Hal terpenting bagi
masyarakat perkotaan adalah individu sebagai perseorangan yang memiliki peran
serta status dalam masyarakatnya. Pada masyarakat pedesaan individu tidak
berani menunjukkan eksistensinya dan kurang berani untuk menghadapi orang lain
dengan latar belakang yang berbeda.
3.
Pembagian
kerja
Pada masyarakat
perkotaan pembagian kerja lebih tegas dan jelas, sehingga mempunyai batas-batas
yang nyata. Pada masyarakat pedesan adalah kebalikannya.
4.
Peluang
memperoleh pekerjaan
Dengan adanya
sistem pembagian kerja yang tegas maka kemungkinan untuk memperoleh pekerjaan
lebih banyak pada masyarakat perkotaan dibandingkan dengan masyarakat pedesaan.
Hal ini juga dilihat dari faktor tingkat pendidikan.
5.
Jalan
pikiran
Pola pikir rasional
pada masyarakat perkotaan memungkinkan terjadinya interaksi berlandaskan
kepentingan bukan faktor pribadi.
6.
Jalan
kehidupan
Jalan kehidupan
yang cepat (roda kehidupan yang cepat) bagi warga kota menempatkan
dihargainya/pentingnya faktor waktu dalam mengejar kehidupan individu.
7.
Perubahan
sosial
Pada masyarakat
kota kemungkinan perubahan sosial lebih baerguna dibanding warga desa karena
mereka lebih terbuka bagi adanya perubahan.
Pengertian Masyarakat
Masyarakat adalah
“sekumpulan individu yang mengadakan kesepakatan bersama untuk secara
bersama-sama mengelola kehidupan”, selo soemardjan. Masyarakat menurut smith,
stanley & shores adalah sebagai suatu kelompok individu-individu yang
terorganisasi serta berpikir tentang diri mereka sendiri sebagai suatu kelompok
yang berbeda. Pengertian ini mengandung 2 hal, yaitu “masyarakat itu kelompok
yang terorganisasi” dan “masyarakat itu kelompok yang berpikir tentang dirinya
sendiri. Talcott parson, masyarakat adalah “suatu sistem sosial, dimana semua
funsi prasyarat yang bersumber dan dalam dirinya sendiri bertemu secara tetap”.
Sistem sosial yang dimaksud adalah terdiri dari pluralitas prilaku-prilaku
perseorangan yang berinteraksi satu sama lain dalam suatu lingkungan fisik.
Koentjaraningrat (1990 : 146),
masyarakat adalah “kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu
sistem adat istiadat tertentu yang bersifat terus-menerus dan terikat oleh
suatu rasa identitas bersama”.
Ciri-ciri pokok
dari masyarakat :
§ Manusia yang hidup
bersama sekurang-kurangnya terdiri atas 2 orang.
§ Bercampur atau
bergaul bergaul dalam waktu yang cukup lama. Berkumpulnya manusia akan
menimbulkan manusia-manusia baru sebagai akibat hidup bersama itu, timbul
sistem komunikasi dan peraturan-peraturan yang mengatur hubungan antar manusia.
§ Sadar bahwa mereka
merupakan satu kesatuan.
§ Merupakan suatu
sistem hidup bersama. Sistem kehidupan bersama menimbulkan kebudayaan karena
mereka merasa dirinya terkait satu dengan yang lainnya.
§ Melakukan
sosialisasi terhadap generasi berikutnya.
Unsur-unsur
terbentuknya suatu masyarakat
§ Terdapat
sekumpulan orang.
§ Berdiam atau
bermukim disuatu wilayah dalam waktu yang relatif sama atau waktu yang lebih
lama.
§ Perekrutan seluruh
atau sebagian anggotanya melalui reproduksi atau kelahiran.
§ Kesetiaan pada
suatu sistem tindakan utama secara bersama-sama.
§ Adanya sistem
tindakan utama yang bersifat swasembada.
§ Akibat hidup
bersama dalam jangka waktu yang lama menghasilkan kebudayaan berupa sistem
nilai,sistem ilmu pengetahuan dan kebudayaan.
Unsur-unsur dalam
sistem sosial sebagai berikut :
§ Kepercayaan dan
pengetahuan. Unsur kepercayaan dan pengetahuan merupakan unsur yang paling
penting dalam sosial, karena perilaku anggota dalam masyarakat sangat
dipengaruhi oleh apa yang mereka yakini dan apa yang mereka ketahui tentang
kebenarannya, sistem religi, dan cara-cara penyembahan kepada sang pencipta
alam semesta.
§ Perasaan adalah
keadaan jiwa manusia yang berkenaan dengan situasi alam sekitarnya termasuk
didalamnya sesama manusia. Perasaan terbentuk melalui hubungan yang
menghasilkan situasi kejiwaan tertentu yang bila sampai tingkat tertentu harus
dikuasai tidak terjadi ketegangan jiwa yang berlebihan.
§ Sebagai mahluk
sosial, dalam setiap tindakannya manusia mempunyai tujuan-tujuan yang hendak
dicapai. Tujuan itu sendiri adalah suatu hasil akhir atas suatu tindakan &
perilaku seseorang yang harus dicapai baik melalui perubahan-perubahan maupun
dengan cara mempertahankan suatu keadaan yang sudah mantap.
§ Kedudukan (status)
& peran (role). Kedudukan adalah posisi seseorang secata umum dalam
masyarakatnya sehubungan dengan orang lain dalam arti lingkungan pergaulan,
prestasi, hak-hak, serta kewajibannya. Sedangkan peran (role) adalah
pelaksanaan hak dan kewajiban seseorang sesuai dengan kedudukannya. Kedudukan
menentukan apa yang harus diperbuatnya bagi masyarakat dan tidak harus memiliki
hierarki.
§ Kaidah atau norma.
Norma adalah pedoman-pedoman tentang perilaku yang diharapkan atau pantas
menurut kelompok atau masyarakat.
§ Tingkat atau
Pangkat berkaitan dengan posisi atau kedudukan dan peanan seseorang dalam
masyarakat.
§ Kekuasaan adalah
setiap kemampuan untuk mempengaruhi pihak-pihak lainnya.
§ Sanksi adalah
suatu bentuk imbalan/balasan yang diberikan terhadap seseorang atas
perilakunya. Sanksi dapat berubah hadiah & daoat pula berupa hukuman.
Sanksi dberikan atau ditetapkan oleh masyarakat untuk menjaga tingkah laku para
masyarakat supaya sesuai dengan norma-norma yang berlaku.
§ Fasilitas
(sarana). Fasilitas adalah semua bentuk cara, jalan metode, benda-benda yang
digunakan manusia untuk menciptakan tujuan sistem sosial itu sendiri.
Masyarakat secara
garis besar menyangkut 3 aspek, yaitu :
§ Struktur sosial.
Keseluruhan jalinan antara unsur-unsur sosial yang pokok, seperti kaidah-kaidah
sosial (norma sosial), lembaga sosial, kelompok sosial dan lapisan sosial
(pranata sosial).
§ Proses sosial.
Pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama.
§ Perubahan sosial.
Perubahan dalam struktur sosial dan jalinan hubungan dalam masyarakat.
§ Masyarakat
terbentuk karena adanya individu-individu, demikian pula dengan individu dapat
mengaktualisasikan & bersosialisasi sebagai mahluk sosial.
Labels:
Pelajaran Sosiologi SMA
Thanks for reading Materi Sosiologi SMA Kelas 10: Individu, Kelompok, dan Hubungan Sosial. Please share...!
0 Comment for "Materi Sosiologi SMA Kelas 10: Individu, Kelompok, dan Hubungan Sosial"